Sabtu, 16 Juli 2016

KOMUNIKASI LAPANGAN

GLADIAN KEINSTRUKTURAN (DIANTUR) XIII
RACANA SUNAN KALIJAGA-NYI AGENG SERANG
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
11 Oktober 2015
Oleh : Siti Roikatul Janah S.Si


KOMUNIKASI LAPANGAN

PENDAHULUAN
Komunikasi adalah proses penyampaian suatu maksud, tujuan ataupun berita-berita kepada pihak lain dan mendapat respon/tanggapan, sehingga kedua belah pihak mencapai pengertian yang maksimal. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan, tulisan, isyarat/tanda dan dapat juga menggunakan (misalnya radio). Komunikasi selalu memiliki peranan penting dalam menentukan keberhasilan sebuah aktivitas atau kegiatan, terlebih lagi apabila menyangkut suatu operasi darurat untuk penyelamatan jiwa atau bencana/disaster, maka peran komunikasi sangat dibutuhkan untuk penyampaian informasi pada pihak-pihak yang berkepentingan.

JENIS KOMUNIKASI LAPANGAN
1.      SEMAPHORE
Isyarat ini biasa digunakan untuk hubungan antara kapal dengan kapal atau antar kapal atau sebaliknya. Semaphore ini tergantung pada cuaca, waktu, lingkungan, dan jarak. Oleh karena itu, semaphore jarang digunakan oleh tim SAR yang melakukan pencarian di hutan atau gunung. Semaphore adalah suatu isyarat dalam penyampaian berita dengan sepasang bendera semaphore. Sepasang bendera tersebut diikatkan pada tongkat pendek dan dipegang pada masing-masing tangan. Huruf-huruf dan angka-angka dinyatakan dengan pengaturan oleh posisi sepasang bendera tersebut. Namun, semenjak munculnya isyarat morse yang lebih praktis dan ditambah dengan munculnya alat komunikasi elektronik, pemakaian alat semaphore mulai ditinggalkan. Akhirnya pada masa-masa sekarang semaphore sudah sangat jarang dipakai lagi.

Kegunaan
Untuk penyampaian berita jarak jauh, sepanjang pemberitaan ini masih bisa masih bisa ditangkap oleh pihak kedua (bisa dilihat dengan mata). Tetapi pada saat ini sudah jarang dan hampir tidak pernah lagi digunakan lagi.Walaupun kadang-kadang berguna pula dalam keadaan-keadaan darurat

Bentuk–bentuk Isyarat dan ProseduR

Anggka-angka dan huruf
  1. Huruf A berlaku juga untuk angka 1
  2. Huruf B berlaku juga untuk angka 2
  3. Huruf C berlaku juga untuk angka 3
  4. Huruf D berlaku juga untuk angka 4
  5. Huruf E berlaku juga untuk angka 5
  6. Huruf F berlaku juga untuk angka 6
  7. Huruf G berlaku juga untuk angka 7
  8. Huruf H berlaku juga untuk angka 8
  9. Huruf I berlaku juga untuk angka J
  10. Huruf J berlaku juga untuk angka 0

Isyarat-isyarat lain
  1. Tanda panggil = UR, UR, --------- beberapa kali
  2. Tanda selesai = AR, AR ----------- beberapa kali
  3. Tanda siap menerima = K
  4. Tanda belum siap menerima, pengirim diminta untuk menunggu = Q
  5. Tanda satu kata dimengerti = C
  6. Tanda minta pemberitaan diulangi = I M I
  7. Tanda semua berita bisa diterima = R
  8. Tanda pemisah kata = Bendera kanan diputar searah jarum jam
  9. Tanda 1 huruf salah = Tanda salah atau E 8 kali kemudian keseluruhan kata diulangi
Tanda angka dipakai tepat sebelum pengirim angka-angka dimulai dan setelah pengiriman angka-angka selesai diakhiri dengan huruf J












Prosedur penerimaan dan pengiriman

Pengirim
Penerima
  1. Kirim beriata panggilan = UR, UR, UR, -----
  2. Bila telah ada tanda siap, UR, UR, ------ diteruskan sebentar
  3. Mulai pemberitaan tiap selesai 1 kata diteruskan dengan tanda pemisah kata

  1. Bila dimengerti, lanjutkan kata berikutnya, bila tidak dimengerti ulangi kata terakhir
  2. Bila seluruh pengiriman berita telah selesai, kirim tanda AR, AR, ----- berulang-ulang

  1. Bila semua berita telah bisa diterima tanda AR, AR, AR diteruskan sebentar, setelah itu proses pengiriman selesai

- Bila siap kirim = K
- Bila belum siap kirim = Q


- Kirim = I M I bila “kata” tidak terbaca



- Jawab dengan R bila semua berita telah bisa diterima

- Jawab dengan I M I bila “kata” terakhir minta diulangi

2.      MORSE
Morse adalah suatu bentuk kode-kode atau isyarat-isyarat untuk berkomunikasi. Bentuk tersebut merupaakn sambungan atau gabungan suatu bentuk pendek dan panjang yang mewakili semua huruf, angka dan tanda baca. Isyarat morse diciptakan tahun 1837 oleh Samuel Morse seorang ahli komunikasi Amerika. Mula-mula hanya dipakai di Amerika, tetapi pada tahun 1851 diterima untuk digunakan secara Internasional pada suatu konfrensi telekomunukasi. Secara luas dan populer isyarat ini di pakai pada zaman teknologi telegraf, dipakai secara luas sebelum zaman teknologi telepon berkembang. Kegunaan utama dari isyarat ini adalah untuk komunikasi jarak jauh atau untuk komunikasi dimana komunikasi mulut kemulut tidak bisa dipakai lagi. Seperti di jelaskan didepan isyarat ini sangat populer pada masa-masa telegraf secara luas terpakai. Tetapi pada masa-masa sekarangpun isyarat ini masih sangat berguna terutama untuk keadaan-keadaan darurat [ emergency condition]

Isyarat-isyarat Morse dan Prosedur





Tanda-tanda baca

Titik
.-.-.- Garis miring -..-..
Titik dua
---… Kurung buka & tutup -.--.-
Koma
--..-- Tanda garis bawah ..--.-
Apostop
.-..-- Tanda penghubung -….-
Kode-kode Komunikasi lainnya

  1. Pemberitahuan kirim berita : N K diulang-ulang = -.-.-
  2. Pemberitahuan berita selesai : AR diulang-ulang = .-.-.
  3. Siap menerima : K = -.-
  4. Pengiriman diminta menunggu : Q = --.-
  5. Pemisah kata : Tanda ini diletakkan antara 2 kata = -…-
  6. Tanda salah/suatu huruf [harus diulang keseluruhan kata] : E 8 Kali = ……..
  7. Isyarat satu kata mengerti : E = .
  8. Isyarat satu kata minta diulangi : I M I = ..--..
  9. Isyarat semua berita bisa diterima : R = .-.

Prosedur komunikasi

Pengirim
Penerima
  1. Pemberitahuan kirim N K

  1. Ulang lagi tanda N K = 3 X
  2. Tunggu sejenak
  3. Berita dimulai huruf per huruf, bila selesai saru kata, kirim tanda pemisah kata

  1. Mulai kata baru dst
  2. Bila berita habis kirim kode A R

  1. Kirim A R = 3 X
  2. Selesai

- Bila belum siap kirim Q
- Bila sudah siap kirim K




- Kirim kode E bila kata dimengerti
- Kirim I M I bila kata minta diulang



- Bila semua dimengerti kirim kode R





ALAT YANG BIASA DI GUNAKAN

Ø  Peluit. Peluit ini biasa digunakan bentuk isyarat dinyatakan dengan suara pendeKkdan suara panjang.
Ø  Cahaya. Yang terbaik adalah cahaya lampu senter yang ditutup dengan kain merah/jingga supaya tidak menyilaukan mata. Harus dijaga supaya cahaya si pengirim bisa dilihat dengan jelas oleh si penerima. Tanda dinyatakan dengan Penyinaran sekejap dan tanda-tanda dengan penyinaran panjang (lama).
Ø  Asap. usahakan digunakan harus dijaga agar jelas bisa terbaca.
Ø  Alat Telegraph (Elektronik) Digunakan secara luas pada waktu alat telegraph masih terpakai. Pernyataan tanda sama dengan peluit.

3.      KOMUNIKASI RADIO
Kita sering melihat banyak anggota Polisi, TNI, Pemadam, SAR dan instansi lain menggunakan radio dua arah yang lebih dikenal dengan nama "HT". Masyarakat umum juga saat ini mulai banyak yang memanfaatkan HT tersebut untuk berbagai kegiatan.
Komunikasi radio adalah cara berkomunikasi yang paling efisien di dalam komunikasi lapangan. Secara umum radio dapat diartikan sebagai hubungan jarak jauh dengan menggunakan peralatan elektronik, misalnya pesawat SSB (Single Side Band), walkie talkie, pesawat CB, dan jenis-jenis pemancar/penerima lainnya.

Kegunaan
Secara umum sangatlah banyak kegunaannya dari komunikasi radio yang pasti misalnya mengirimkan berita dari tempat satu ke tempat lain secara cepat.
Contohnya :
Ø  Komunikasi radio yang dilakukan pesawat-pesawat antariksa.
Ø  Komunikasi antar regu pencari dan pos-pos pada opersai SAR, ekspedisi, penjelajahan, dan sebagainya.
Ø  Emergency, SOS dan lainnya.

Macam-Macam Komunikasi radio
Komunikasi radio secara umum dapat dibagi atas 2 macam, yaitu :

1. Komunikasi searah
Komunikasi searah tidaklah begitu mutlak diperlukan bagi siswa karena pada komunikasi searah kita hanya dapat menerima berita saja tanpa dapat mengirim atau mengirim berita saja tanpa dapat menerima. Misalnya kita mendengarkan radio board-cast atau menjadi operatornya.

2. Komunikasi dua arah
Pengetahuan komunikasi ini sengatlah penting. Misalnya komunikasi antar regu-regu SAR. Untuk jarak jauh sekali biasanya digunakan pesawat jenis SSB atau telegraph (kode morse/CW), sedangkan unutk jarak jauh menengah dan dekat biasanya digunakan pesawat jenis FM.


ETIKA BERKOMUNIKASI
Kode etik atau etika dalam menggunakan radio komunikasi terdiri dari 3 antara lain :
1. Komunikasi Point to Point
2. Komunikasi melalui Repeater / pancar ulang
3. Penggunaan kata INTERUPSI

1.      Komunikasi Poin to Point
a)    Memantau dahulu / memonitor pada frekwensi / kanal yang diinginkan
b)   Wajib menyebutkan 10-28 (callsign) & 10–20 (posisi / tempat) memancar
c)    Menyebutkan 10-28 dan biasakan mengucapkan kata ganti pada akhir pembicaraan
d)   Memberikan kesempatan / prioritas kepada penyampai berita-berita yang penting
e)    Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
f)    Mengatur jalur / kanal apabila muncul pertama kali di kanal / frekwensi
g)   Apabila jalur / kanal sibuk sementara butuh komunikasi agak panjang dengan seseorang, sebaiknya bergeser (tidak memonopoli kanal/ frekwensi)
h)   Menggunakan Kode Ten (kode 10) untuk efisiensi komunikasi
i)     Membiasakan menulis di Log Book, dicatat dengan siapa berkomunikasi dan kapan / tanggal dan waktu komunikasi dilakukan
j)     Menggunakan Nama Panggilan Juliet Zulu, No Daerah dan Suffiknya, contoh JZ12AR
k)   Dilarang menjadi net pengendali apabila sedang dalam statiun bergerak.

2.      Komunikasi melalui Repeater/pacar ulang
a)    Memonitor dahulu selama 3-5 menit
b)   Memperhatikan siapa yang sedang berkomunikasi
c)    Memperhatikan apa yang sedang dikomunikasikan. (penting/tidak)
d)   Masuk pada spasi atau interval (tidak perlu menggunakan kata break atau contact), dengan menyebutkan Callsign (10-28) dan apabila ingin berkomunikasi / memanggil seseorang, langsung memanggil dengan menyebut 10-28 orang yang dipanggil (contoh: JZ12AR memanggil JZ12DM, maka pada jeda spasi JZ12AR langsung masuk dengan mengatakan: JZ12DM, JZ12AR 10-25)
e)    Tidak perlu tergesa-gesa, komunikasikan dengan kata-kata yang jelas dan mudah dimengerti / difahami
f)    Berkomunikasi seperti pada kanal / frekwensi kerja biasa
g)   Apabila ada hal yang bersifat darurat / emergency silahkan gunakan interupsi pada spasi / interval.
h)   Jangan memonopoli frekwensi dengan berkomunikasi hanya dengan satu orang, dan selalu memberikan kesempatan kepada orang lain yang mau menggunakan pancar ulang
i)     Membiasakan mengucapkan kata ganti pada akhir pembicaraan.
j)     Memberikan kesempatan kepada pengguna di lapangan / stasiun bergerak yg menggunakan perangkat dengan kemampuan terbatas
k)   Mengutamakan / memberikan kesempatan pada pembawa berita yg bersifat emergency / darurat
l)     Tidak dianjurkan berkomunikasi melalui repeater dengan menggunakan peralatan penguat mikrofon seperti: Echo, ALC, dsb - karena audio justru akan menjadi melebar dan tidak nyaman bagi orang lain yg mendengarkan.

3.      Penggunaan kata Interups
Apabila mau memotong / menyela pembicaraan disebabkan ada sesuatu informasi yang penting, gunakan pada saat jeda komunikasi atau spasi, kemudian masuk dengan menyebutkan Callsign. Monitor/menunggu sampai di sebutkan callsign atau sampai sudah dipersilahkan menggunakan jalur



KOMUNIKASI KEADAAN DARURAT

a. Tanda dengan Asap atau Api
Adalah cara yang paling sederhana untuk memberitahukan kedudukan dengan api yang besar dan terang sehingga mudah terlihat pada malam hari atau asap yang tebal dan menggumpal pada siang hari. Tetapi hindarkan jangan sampai membakar hutan

b. Cermin Survival
Cermin survival adalah sebuah cermin dua sisi yang berbentuk empat persegi panjang yang terbuat dari logam yang mempunyai dua lubang, satu ditengah dan satu dipinggir.
Cara penggunaan :
  • Pegang cermin kira-kira 10 cm didepan wajah.
  • Intip objek yang dituju melewati lubang tengah cermin sehingga sinar yang melewati lubang cermin jatuh diwajah.
  • Usahakan kondisi ini terus berlangsung dengan tetap mengintip objek yang dituju. Misalkan pesawat terbang atau kapal laut.
  • Pada saat itu objek akan menerima kilatan/pantulan sinar cermin tersebut. Pada cuaca terang tanda ini dapat terlihat hingga jarak 15 kilometer. Apabila cermin yang dimaksud tidak dapat digunakan potongan kaleng bekas makanan seperti sarden atau kornet.
c. Kain
Digunakan untuk memberikan isyarat dari darat ke udara, dapat dibuat dari kain putih, oranye, atau warna lain yang mencolok, mudah terlihat dan dibentuk sedemikian rupa sehingga memiliki arti yang telah disepakati bersama.


d. Isyarat Tubuh
Merupakan teknik lain komunikasi dari darat ke udara dengan gerakan-gerakan tubuh yang mempunyai arti tertentu.

e. Flare
Digunakan khusus untuk operasi penyelamatan di gunung.

JENIS KODE KEADAAN DARURAT
  • SOS (diulang-ulang)SOS merupakan singkatan Save Our Soul (Selamatkan jiwa kami), digunakan untuk memberitahukan suatu keadaan darurat.
  • MAY DAYBiasanya istilah ini dipergunakan pada penerbangan, untuk memberitahukan suatu keadaan darurat/kecelakaan di udara atau di darat (setelah mendarat) dan segera membutuhkan pertolongan.
  • SECURITYKode ini berarti akan dilanjutkan pesan/berita mengenai keamanan, cuaca, atau bencana alam.
  • PAN Kode ini berarti akan dilanjutkan pesan/berita mengenai keadaan-keadaan darurat.


Makalah Pandega: Nilai Kejujuran Dalam Berwirausaha

NILAI KEJUJURAN DALAM BERWIRAUSAHA
DI UKM PRAMUKA UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Essai ini dibuat untuk memenuhi syarat pencapaian TKU-D
Pendamping               : Khoirun Ni’mah, D

Oleh :
Sri Windari, CD                    1205.03.072.012

UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) PRAMUKA
RACANA SUNAN KALIJAGA DAN RACANA NYI AGENG SERANG
GUGUS DEPAN KOTA YOGYAKARTA 03-071 DAN 03-072
BERPANGKALAN DI UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA

2014

TKPT UKM PRAMUKA UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA



kegiatan TKPT UKM Pramuka UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta